Minggu, 26 Juni 2011

HAKIKAT KISAH SALIB

HAKIKAT KISAH SALIB


Sepuluh dalil tersebut di atas jelas-jelas menunjukkan bahwa Almasih tidak mati di kayu salib. Peristiwa salib sebenarnya ialah orang-orang Yahudi telah berusaha membunuh Almasih. Ia dibawa ke hadapan pengadilan Pemerintah Romawi. Oleh karena penguasa wilayah (gubernur), yaitu Pilatus, melihat Yesus tidak bersalah apa-apa, lalu memutuskan untuk membebaskannya. Kaum Yahudi yang sangat besar pengaruhnya dan kekuatannya terhadap pihak penguasa mengangkat suara yang bernada mengancam:

“Jika engkau membebaskan Dia, engaku bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan kaisar.” (Yohanes 19:12).

Pilatus ketakutan. Dia membuktikan sikap pengecut dan akhirnya menyerah seraya mengatakan:

“Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri” (Matius 27:24).

Ia menyerahkan Yesus untuk disalib dengan kehendak orang-orang Yahudi. Di dalam hati Pilatus ingin menyelamatkan Yesus. Untuk itu dia dalam diam-diam mengadakan cara dan upaya-upaya, satu di antaranya menetapkan agar hari Jumaat ditentukan untuk menaikkan Almasih ke kayu salib. Hari esoknya adalah hari Sabtu, hari khusus ibadat Sabat Yahudi. Untuk hari itu, orang-orang Yahudi harus mengadakan persiapan-persiapan yang cukup memadai. Waktu perlaksanaannya juga diulur-ulurnya hingga tengah hari; hanya tiga jam saja (Injil Yohanes). Waktu selama itu pasti tidak cukup untuk mati di kayu salib gaya masa purba itu. Seorang dokter Eropah terkenal, dr. Dermond Robinson, menulis:

“Orang yang disalib masa itu umumnya memerlukan waktu antara dua puluh empat sampai dua puluh delapan jam untuk mati” (Risalah “DAWN”, 16 Mei 1927 dan “Tafsir Injil Yohanes” Cetakan Kairo, halaman 785).

Menurut hukum (syariat) Yahudi seorang terhukum tidak boleh dibiarkan menggantung di tiang salib setelah matahari terbenam. Karena itu orang-orang Yahudi sendiri meminta izin agar Almasih diturunkan dari kayu salib, selepas tiga jam digantung. Lalu dia diturunkan.

Kaki dua orang penyamun (yang disalib bersama Yesus) dipatah-patahkan supaya mati, tetapi kaki Yesus tidak diapa-apakan oleh anak buah Pilatus. Malahan mereka menyatakan dia sudah mati. Pilatus yang telah bersepakat dengan Yusuf Arimatea (murid tersembunyi Yesus) memanggilnya dan menyerahkan Yesus kepadanya. Dengan bantuan Nicodemus, Yusuf Arimatea mengobati luka-luka Yesus dengan obat-obatan dan rempah-rempah yang sudah diproses sebelumnya hingga akhirnya dia siuman atau sadar kembali. Luka-lukanya diobati dengan ramuan yang disebut “Marham Isa” sampai sekarang yang kita baca dalam buku-buku obat-obatan kuno. Dengan demikian Pilatus berhasil “cuci tangan” (melepas tanggungjawab) demikian rupa hingga tidak saja Yesus diselamatkan dari kematian disalib juga orang-orang Yahudi tidak dapat mengadukan Pilatus kepada Kaisar. Mereka mengira Yesus telah mati lalu mengatakan bahwa mereka telah berhasil membunuh Yesus dan membuat pengakuan bahwa risalah dari Tuhan gagal total. Murid-murid Almasih sendiri melarikan diri lebih dulu, tidak sanggup menghadapi orang-orang Yahudi. Bahkan mereka juga tunduk dan menerima apa juga yang dikatakan orang-orang Yahudi itu. Mereka juga mengatakan Yesus telah mati terbunuh di tiang salib. Namun, dia berhasil bangkit dari tengah orang-orang mati dan sekarang hidup. Untuk menyembunyikan kelemahan mereka dan karena tidak dapat membuktikan bahwa Yesus masih hidup, mereka mulai mengatakan dia telah naik ke langit. Mereka mengakui Yesus yang bersih dan tak bersalah itu mati terkutuk. Ini semata-mata dikarenakan kelemahan iman orang-orang Kristen permulaan dan kepolosan mereka yang terkenal itu. Boleh jadi khayalan Yesus naik ke langit itu diciptakan seseorang yang cerdik untuk mengalihkan perhatian orang-orang Yahudi dan ini kemudian dijadikan sebagai akidah.

Singkatnya, orang-orang Yahudi dan Kristen tetap dalam keadaan ini hingga Nabi Muhammad s.a.w. datang dengan bantuan Roh Suci membawa kebenaran ke dunia. Dengan keberkatan wahyu Illahi beliau mengusir awan kejahilan. Beliau membersihkan Almasih dari kutukan Yahudi dan Kristen secara terbuka dan menyatakan:

“Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi yang sebenarnya Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Qur’an 4:157, 158).

Jangan hendaknya ada orang Kristen yang melihat kebenaran nyata ini dengan menganggapnya aneh. Kebenaran ini sejalan dengan akal dan dibuktikan oleh kesaksian. Kebenaran ini menjamin kehormatan Yesus dan menggenapi nubuatan-nubuatan dalam Kitab Suci. Di dunia kejadian-kejadian pingsan seperti itu sering terjadi, dan senantiasa membuat kita keliru menyangka mati. Bibel sendiri mengatakan:

“Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe” (kisah Para Rasul 14:19-20).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar